Rasa capek pegal-pegal yang menghinggap di jasad ini masih
sangat terasa untuk dirasakan. Itu rasanya usai turun dari gunung lawu. Selama
seminggu rasa itu kian terkikis dengan penasaranya untuk berkunjung di gunung
Penanggungan. Jika anda bertanya””Apakah mas edi setelah seminggu dari Lawu
langsung tkp ke Penanggungan? Iya dong kan saya penasaran””
Kali ini saya mengadakan perjalanan menuju gunung
penanggungan bersama teman sebut saja ADI, yang mana gunung itu yang baru saja
aku dengar dari teman dan belom pernh tahu dimana letak persisnya. Dengan
semangat serta rasa penasaran saya bertekat otw menuju TKP. Setelah melewati
beberapa kota seperti Nganjuk Jombang akhirnya nyampe di Mojokerto, ternyata
dikota itulah Penanggungan menancapkan diri. Nyuwun sewu bu bade tangklet arah
pendakian gunung penanggungan niku pundi? Pak arah penganggungan pundi, sahut
ibu bertanya pada tukang bangunan rumahnya, terus wae mas meluo dalan iki lurus
terus ngko ono tulisane, jawab pak tukan. Oh matursuwun pak bu nggeh monggo..
itulah percakapan saya dengan masyarakat sekitar menanyakan arah tkp. Setelah
mengikuti petunjuk pak tukang tersebut ada jalan bercabang dan mulailah
keraguan menghinggap lagi, akhirnya berhentilah aku bertanya pada ibu-ibu yang
dudung ngrumpi di pos polisi.
Dengan beberapa pertanyaan dan jawaban dari ibu2 tersebut
maka ketemulah arah tkp. Namun ketika mengikuti keraguanpun tidak mau pergi
begitu saja sehingga memaksaku untuk bertanya ketiga kalinya pada penduduk
sekitar area pendakian dan akhirnya horeeeeeee….nyampai juga pada tempatnya
GUNUNG PENANGGUNGAN
Ok
teman sejenak memarkirkan sepeda dan beristirhat sebentar kita pun berdua
sepakat untuk langsung menuju puncak usai menghabiskn segelas minuman hangat
white coffe ssrrrrrwwwpp… Ahh mantap,
yuk bro muncak. Kurang lbih jam empat sore kami berjalan menuju puncak dengan
santai serta penasaran ingin segera mengetahui dimana puncaknya. Tak lama
kemudian usai melewati beberapa pos kami beristirahat sejenak sambil
mengerjakan sholat… penting bro biar mendaki gunung sholat itu juga wajib
hahaha. Sholat sdh istrahat juga sudah cukup berjalanlah kami melanjutkan
perjalanan menuju puncak.
Mataharipun
sudah terbenam dan sapailah kami menuju ke tempat dimana disitu tempat para
pendaki mendirikn tenda yakni BAYANGAN, namun tidak bagi kami karena kami tidak
membawa tenda wkwkwkwk :v karena sesuai pengalaman kalau bawa tenda males bongkar
pasangnya, dan kamipun sudah siap menghadapi resiko jikalau missal hujan
menghadang. Tepat selesai ISHOMA alias istirahat sholat makan kami melanjutkn
lagi perjalanan menuju puncak. Waduh kabut kok mulai menebal hingga menutupi
jarak pandang kami. STOOOOOOP! Berhentilah kami sejenak untuk tidak melanjutkn
perjalanan. Kenapa begitu karena saya berfikir kami sdh di tebing dengan
kemiringan kurang lebihnya 70 derajat. Hujan deras kilatan petirpun kami saksikan depan mata
saya sendiri yang berjarak kurang lebih 100M, sehingga membuat kami menjadi katar ketir dengan suasana itu. Tak
mau kalah juga rasa ngantukpun menghampiri dipenantian kami menunggu hujan merereda yang tak kunjung reda.
Dalam penantian itu saya sempat tertidur singkat yang berulang-ulang dan memimpikan banyak hal yang aneh diantaranya, memimpikan ada gadis dewasa memanggil saya dengan sapaan yang santun, melihat perkampungan sekitar layaknya perkampungan masyarakat pada umumnya serta melihat pos2 pendakian dan masih banyak lagi mimpi2 aneh yang lain. Disitulah kami pasrah apa yang akan terjadi pada diri kami kususnya saya pribadi. Tak lama kemudian datanglah pendaki dari kelompok lain yang berasal dari sidoarjo, kamipun tidak mungkin lagi menunggu hujan reda sampai pagi sehingga memutuskan untuk bergabung dengan kelompok tersebut, secara kebetulan mereka sudah sering mendaki gunung Penanggungan. Basah kuyup serta rasa dingin yang berdampingan dengan derasnya hujan tebalnya kabut memaksakan kami berteduh di goa sampai hujan reda.
prok, prok, prok, Telinga mendengar suara ramai langkah kaki-kaki bersepatu para pendaki berjalan tepat di bibir goa, sehingga membangunkan tidur kami yang kurang nyenyak malam itu, berkemaslah kami dan bergegas untuk seger mencapai puncak dan akhirnya sampailah kami terbayarlah jerih payah serta penasaran kami.
Dalam penantian itu saya sempat tertidur singkat yang berulang-ulang dan memimpikan banyak hal yang aneh diantaranya, memimpikan ada gadis dewasa memanggil saya dengan sapaan yang santun, melihat perkampungan sekitar layaknya perkampungan masyarakat pada umumnya serta melihat pos2 pendakian dan masih banyak lagi mimpi2 aneh yang lain. Disitulah kami pasrah apa yang akan terjadi pada diri kami kususnya saya pribadi. Tak lama kemudian datanglah pendaki dari kelompok lain yang berasal dari sidoarjo, kamipun tidak mungkin lagi menunggu hujan reda sampai pagi sehingga memutuskan untuk bergabung dengan kelompok tersebut, secara kebetulan mereka sudah sering mendaki gunung Penanggungan. Basah kuyup serta rasa dingin yang berdampingan dengan derasnya hujan tebalnya kabut memaksakan kami berteduh di goa sampai hujan reda.
prok, prok, prok, Telinga mendengar suara ramai langkah kaki-kaki bersepatu para pendaki berjalan tepat di bibir goa, sehingga membangunkan tidur kami yang kurang nyenyak malam itu, berkemaslah kami dan bergegas untuk seger mencapai puncak dan akhirnya sampailah kami terbayarlah jerih payah serta penasaran kami.
ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR disitu saya bener2
melihat bukti kebesaran atau keagungan Allah SWT pencipta alam semesta. cekrak cekrek kami mengambil gambar pemandanga sambil pergaya layaknya pendaki profesional.
30 meter dari puncak
GOA PENANGGUNGAN tempat kami bermalam
BAYANGAN tempat pendaki mendirikan camp/ tenda
PUNCAK PENANGGUNGAN nampak gunung Arjuna
CAMP dari puncak Penanggungan
TIDUR DIDALAM GOA menahan hawa dingin
UNTUK YANG TERCINTA IBU......
TIKET MASUK WISATA PENDAKIAN
RAMPUNG
15 mei 2015
15 mei 2015